Archive for Januari 2020
Riwayat Hidup
Camilo Cienguegos, lahir pada 6 Februari 1932 di Distrik Lawton, Havana, Kuba. Ia tumbuh dalam keluarga kelas buruh yang bermigrasi dari Spanyol sebelum Perang Saudara 1936-1939. Ayahnya, adalah seorang penjahit yang bekerja di sebuah toko kecil di Havana, yang memiliki prinsip politik sayap kiri.
Ketertarikan dalam bidang seni
sejak masa mudanya, membuat Cienfuegos memutuskan untuk mendaftar di Escuela
Nacional de Bellas Artes “San Alejandro” (merupakan sekolah seni rupa bergengsi
di Kuba) pada tahun 1950. Tetapi kemudian Ia harus meninggalkan studinya karena
masalah keuangan. Selama masa itu Ia mulai bekerja sebagai pekerja magang
khusus di “El Arte”, sebuah toko pakaian di pusat Kota Havana.
Terlibat dalam Politik dan menjadi Tokoh Revolusi
Sekitar tahun 1948 Ia terlibat
dalam politik, awalnya Ia hanya ikut serta dalam protes rakyat terhadap
kenaikan tarif bus. Pada tahun 1953, Cienfuegos dan seorang teman melakukan
perjalanan ke Amerika Serikat dengan visa pengunjung 29 hari untuk mencari
pekerjaan. Disana, mereka menghabiskan beberapa bulan mengerjakan pekerjaan
dengan gaji rendah di New York City, Chicago, dan San Francisco sampai petugas
imigrasi menahan mereka dan mengembalikan mereka ke Kuba melalui Meksiko.
Ketika berada di New York, Cienfuegos terlibat dengan kelompok pengasingan
politik Kuba dan menulis beberapa artikel untuk korannya, “La Voz den Cuba”
(Suara Kuba).
Mengenai kepribadiannya, salah
seorang sejarawan pernah menulis, Cienfuegos “mencontohkan pribumi asli, pria
perkotaan Kuba dengan selera humornya, minat besar dalam menari dan baseball,
ketampanan, cinta wanita dan keseluruhan dari konsep Joie de Vivre. Rufo
Lopez Fresquet, yang menjabat sebagai Menteri Keuangan selama empat belas bulan
pertama dari rezim revolusioner, menggambarkannya sebagai “orang yang senang
pergi, beruntung, dan suka bertualang”.
Pada tahun 1954, Cienfuegos menjadi
anggota aktif gerakan mahasiswa bawah tanah melawan Presiden otokratis Kuba,
Fulgencio Batista. Pada 5 Desember 1955, menjelang ulang tahun kematian
pahlawan Kemerdekaan Kuba abad ke-19 Antonio Maceo, tantara menembaki
Cienfuegos dan siswa lain yang kembali ke Universitas Havana mereka setelah
meletakkan karangan bunga di monument Maceo. Cienfuegos kemudian menggambarkan
ini sebagai momen di mana Ia berjanji untuk membebaskan Kuba dari kediktatoran
Batista. Menganggur dan dilecehkan oleh polisi, Ia kemudian meninggalkan Kuba
pada bulan Maret 1956 dan kembali melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, di
mana Ia bekerja di Miami dan San Francisco selama beberapa minggu sebelum
menuju ke Meksiko, bermaksud bergabung dengan tantara pemberontak Kuba kecil
yang diorganisir oleh Fidel Castro. Saat tiba di Meksiko, Cienfuegos berteman
dengan Castro dan mulai berlatih dengan para pemberontak. Dia adalah salah satu
dari 82 revolusioner yang berlayar ke Kuba di atas kapal Granma pada bulan
November 1956.
Kapal Granma tiba di Cuba pada 2
Desember. Setelah 3 hari menyusuri rawa dan bakau, para pemberontak kemudian
dikejutkan oleh serbuan dari para Pasukan Batista di Alegria de Pio.
Pemberontak yang masih hidup melarikan diri dalam kelompok-kelompok kecil yang
tersebar dan berkeliaran selama berminggu-minggu di Pegunungan Sierra Maestra.
Cienfuegos adalah salah satu dari dua belas yang selamat untuk kembali dengan
Castro sebulan kemudian.
Di tahun 1957, Ia menjadi salah satu
pemimpin pasukan revolusioner dan pangkatnya diangkat menjadi Komandan. Pada
tahun 1958, setelah runtuhnya Operasi Pemerintah Verano, Cienfuegos ditugaskan
di salah satu dari tiga kolom yang menuju ke barat keluar dari pegunungan
dengan maksud menguasai Kota Santa Clara. Disini Che Guevara merupakan pemimpin
dari kolom lain dan Jaime Vega adalah pemimpin kolom ketiga. Namun di suatu
waktu, Kolom ketiga yang dipimpin oleh Vega disergap dan dikalahkan oleh
pasukan Batista.
Disamping itu, rupanya Kolom pimpinan
Cienfuegos dan Guevara berhasil mencapai provinsi pusat, di mana mereka
kemudian menggabungkan upaya mereka dengan kelompok lain. Kolom Cienfuegos
menyerang pos terdepan tentara di Yaguajay dan setelah melalui pertarungan yang
sulit itu memaksa garnisun untuk menyerah pada 30 Desember 1958. Peristiwa
tersebut membuatnya mendapatkan julukan “Pahlawan Yaguajay”. Cienfuegos
kemudian maju menuju Santa Clara untuk merebut kota penting tersebut bersama
dengan pasukan Guevara, dan pasukan non-Castro lainnya dari front Escambray.
Bersama-sama, dua kolom tersebut akhirnya berhasil menguasai Santa Clara pada
tanggal 31 Desember. Sebagian besar pasukan Batista menyerah tanpa menembakkan
senjata. Batista sendiri keesokan harinya melarikan diri dari Kuba, meninggalkan
para pejuang gerilya yang menang. Di rapat umum pada 8 Januari 1959, Castro
menyela pidatonya dengan bertanya pada Cienfuegos, “Apakah saya baik-baik saja,
Camilo?” Cienfuegos kemudian menanggapinya dengan tenang, “Anda baik-baik saja,
Fidel”. Tanggapan dari Cienfuegos tersebut kemudian diangkat oleh orang banyak
dan menjadi slogan revolusi.
Selama beberapa bulan berikutnya,
Cienfuegos menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Kuba, membantu
mengalahkan beberapa pemberontakan anti-Castro, dan berperan dalam
mengimplementasikan reformasi rezim agrarian.
Menghilangnya Cienfuegos
Pada 28 Oktober 1959, Pesawat
Cesna-310 yang ditumpangi oleh Cienfuegos tiba-tiba menghilang secara misterius
di atas lautan selama penerbangan malam setelah menyelesaikan urusannya di
Camaguey dan akan menuju Havana. Pencarian segera dipanggil namun hasilnya tetaplah
nihil.
Fakta dari peristiwa hilangnya
Cienfuegos menyebabkan pasukan revolusi Kuba harus kehilangan salah satu tokohnya
yang paling terkenal. Ada perumpamaan yang berkembang disana bahwa “Fidel
adalah otaknya, Che adalah jantungnya, dan Cienfuegos adalah kharisma,
kepribadian dan revolusi itu sendiri”. Cienfuegos sendiri sama keras
kepalanya dengan Che ataupun Fidel, Ia adalah pria yang baik hati yang mencoba meyakinkan
orang lain dengan senyumnya. Sementara itu Che dan Fidel saling berdiskusi
apakah revolusi harus komunis atau tidak, dan itu tidak menjadi masalah bagi Cienfuegos
selama rakyat buruh menjadi lebih baik.
Tanggal 28 Oktober sendiri kemudian
dijadikan sebagai sebuah hari peringatan bagi kematian Cienfuegos, dimana
puluhan ribu anak-anak melemparkan bunga ke laut dan berucap “Una flor por Camilo
(Bunga untuk Camilo)”.